Halaman

Kamis, 23 Mei 2013

Aroma Sarden



   Sarden...menurutku menu emergency, jika stok sayuran dan ikan sudah habis maka sarden bisa jadi menu andalan yang enak dan mudah penyajiannya. Cukup tumis bawang merah dan putih, jika suka pedas bisa di tambah cabe rawit, masukkan sarden. Aroma ikan sarden ini begitu gurih.
     Aroma sarden ini mengingatkan Aku waktu pertama kalinya makan sarden. Waktu itu Aku duduk di kelas satu SD, namun belum berani makan pedas. Padahal masakan Emak selalu bervariasi dan enak, tapi di mataku kalau warna makanan itu merah sudah pasti pedas. Warna merahnya makanan selalu membuatku takut untuk mencicipi makanan dan menurutku makanan pedas itu sangat jahat untuk mulutku yang tidak kuat  pedas. 
     Ketika suatu saat aku pulang sekolah, perutku lapar sekali. Sedang merasakan perut lapar dan perih, tiba-tiba kucium aroma masakan yang sedap sekali. Langsung saja aku menuju dapur, kulihat Emak sedang memasak sarden. Emak senyum-senyum melihat aku yang suka dengan aroma masakannya, langsung saja di siapkan nasi dan sarden tadi di meja. Karena sangat lapar, Aku tidak mengingat lagi apa warna sarden tadi dan langsung makan dengan lahap, nambah lagi he..he..
     Sejak saat itu Aku mulai suka makanan pedas dan tentu saja Emak senang karena makanan selalu habis. Pengalaman makan sarden yang pedas ini tidak bisa di lupakan. Sarden selalu enak di santap apalagi kalau di bulan Ramadhan, saat sahur ada sarden hmm...sedaaap.






     Sejak ikut menemani suami merantau di negeri padang pasir (Abudhabi), Aku selalu rindu menu sarden buatan emak. Suatu hari ketika Aku dan suami sedang belanja bulanan di Supermarket, tiba-tiba mataku tertuju pada kaleng  kecil bergambar ikan. Waah...ternyata di sini ada juga sarden cuma dengan kemasan berbeda, senangnya. Suamiku mengingatkan agar selalu melihat komposisi/ingredients  makanannya sebelum membeli.
   



Tulisan ini diikutsertakan pada Giveaway Cerita di Balik Aroma yang diadakan oleh Kakaakin

Senin, 20 Mei 2013

Jangan Maksa


Assalamualaikum...sebelumnya salam kenal untuk adik Vania yang cantik, met Ultah moga jadi anak sholehah, sehat, berbudi luhur dan cerdas, Amien.

 Anak-anak memang lucu dan suka meniru orang-orang di sekitarnya. Muhammad Ma'ruf usianya baru saja 3 tahun pada 3 Mei ini, jagoan kecilku ini suka sekali meniru dan bertanya segala hal. Kalau sudah bertanya ga ada ujungnya. Terkadang ucapan ibu, bapaknya atau kakaknya di tiru dengan gaya bahasanya sendiri. Karena paling kecil di rumah maka Kami memanggilnya "Dede".

Suatu hari tetangga mengundang untuk hadir acara pengajian di rumahnya. Senang sekali jagoanku, karena di sana akan banyak teman bermain. Kebetulan tetanggaku juga punya anak kecil.  Ketika ustadzah sedang menyampaikan tausiyah, tiba-tiba dari ruangan sebelah terdengar suara jeritan anak-anak. Setelah di hampiri ternyata Dede Ma'ruf sedang merebut mainan mobilan dari tangan temannya dengan paksa. Perlahan di rayu supaya jagoanku mau melepaskan mainan itu, dan akhirnya di lepaskan juga mainan itu. Lalu ku tanya kenapa Dia rebut mainan itu dari temannya. jawabnya "Dede kan pinjem.." Lalu kukatakan  "Dede.....kalau pinjem mainan temen jangan  maksa, itu ga baik". Dede Ma'ruf diam, itu artinya Dia mengerti.


Dede ma'ruf saat usia 1,5 tahun

Kakaknya (Sayyid, 10 tahun) suatu hari memperagakan gerakan Pencak Silat pada Bapaknya. Sebelum pentas di acara International Day yang di adakan sekolahnya.  Dede ma'ruf memperhatikan kakaknya, tak lama kemudian Dede Ma'ruf memperagakan gerakan Pencak Silat kakaknya tadi, Kami yang melihatnya senyum-senyum karena tingkahnya lucu sekali.

Karena sudah malam dan waktunya tidur, maka ku ingatkan Dede Ma'ruf untuk menggosok gigi dan cuci tangan plus kaki. "Dede.....ayo sikat gigi dulu, kita kan mau bobo ya". Rutinitas sebelum tidur ini selalu dibiasakan sedari kecil. Akan tetapi Dede Ma'ruf menolak dan asyik melihat dan meniru kakaknya yang sedang latihan Pencak Silat dengan Bapaknya. Karena tak sabar menunggu maka ku gendong saja Dede Ma'ruf untuk kemudian menuju kamar mandi. Saat akan menyikat gigi jagoanku ini memegang tanganku dan mengatakan "Ibu......kalau sikat gigi jangan maksa, itu ga baik". 



Sayyid dan Dede Ma'ruf


Tertawa aku mendengar kata-katanya, ternyata Dia masih merekam kata-kataku. Mudah-mudahan apa yang diingat dan direkamnya hanya yang baik-baik saja karena ibunya tidak luput dari salah.